Kamis, 24 September 2015

SITUASI SEKARANG AKAN PENTINGNYA PARTAI BURUH DAN LANGKAH KE DEPAN

0 komentar

 Oleh : Restu baskara

Kebuntuan kapitalisme dan politik borjuasi yang kita saksikan hari ini membutuhkan sebuah kepemimpinan yang sejati, dan kepemimpinan ini hanya bisa datang dari kelas buruh. Kelas buruh, dengan memimpin dan merangkul semua lapisan tertindas, adalah satu-satunya kelas revolusioner yang dapat membebaskan bangsa ini dari rantai kapitalisme dan imperialisme yang tidak hanya mengikatnya tetapi juga mencekiknya.
Bukannya bersandar pada kelas borjuasi nasional dan para perwakilannya, bukannya membonceng dan menitipkan suara pada partai-partai borjuasi, bukannya membatasi diri pada pilihan terbaik dari yang buruk, tetapi menyerukan kemandirian kelasnya dengan lantang dan tegas. Secara konkret ini berarti sudah saatnya kelas buruh membangun partai politiknya sendiri, membangun sebuah partai buruh massa. Bangsa ini membutuhkan kepemimpinan revolusioner dari kelas buruh, dan adalah tanggung jawab – dan bahkan kehormatan – bagi kelas ini untuk mengemban tugas ini.
Oleh karenanya kaum buruh, lewat organisasi-organisasi perjuangan sehari-hari mereka – yakni serikat-serikat buruh massa – harus memulai proses pembangunan partai buruh ini. Tidak ada alasan logistik ataupun administrasi mengapa buruh tidak bisa membangun partainya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir mogok senasional yang melibatkan jutaan buruh, kalau buruh bisa memaksa pemerintahan ini mendeklarasikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, maka buruh bisa – dan harus – membangun partainya sendiri. Satu-satunya halangan hanyalah tembok yang ada di dalam kepala kita masing-masing, yang harus kita runtuhkan.
PROGRAM
Lewat partai buruh ini kelas buruh akan memberikan kepemimpinan kepada seluruh rakyat pekerja yang tertindas. Maka dari itu, partai buruh ini juga harus mengusung program yang merangkul rakyat pekerja tertindas lainnya – tani, nelayan, dan kaum miskin kota. Program ini sekurang-kurangnya harus mengandung poin-poin berikut, yang bisa dikembangkan lebih lanjut oleh buruh sendiri lewat proses diskusi:
1) Nasionalisasi cabang-cabang industri penting – seperti perbankan, pertambangan migas dan non-migas, pertanian dan perkebunan besar atau agrobisnis, kehutanan, transportasi, telekomunikasi – yang akan diletakkan di bawah sistem ekonomi terencana yang demokratis.
2) Reforma agraria dan kredit murah bagi kaum tani miskin dan nelayan miskin
3) Kepastian kerja untuk semua rakyat, pemberlakuan upah layak untuk penghidupan, penghapusan sistem outsourcing dan kerja kontrak, dan kebebasan berserikat
4) Rumah untuk semua rakyat
5) Pelayanan kesehatan gratis dan bermutu untuk semua rakyat
6) Pendidikan gratis bermutu bagi semua rakyat sampai tingkat perguruan tinggi
7) Program sosial dan perlindungan untuk kaum miskin kota dan anak jalanan
8) Perlindungan lingkungan hidup, untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi semua rakyat pekerja dan anak cucunya.
9) Kesetaraan hak sosial, ekonomi, politik dan budaya untuk kaum perempuan. Lawan semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja, lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan keluarga.
10) Akhiri semua bentuk diskriminasi ras, agama, suku, gender, dan seks. Persatuan rakyat pekerja adalah satu-satunya cara untuk melawan diskriminasi.
11) Tangkap dan adili semua koruptor dan pelanggar HAM, serta sita semua harta bendanya
12) Bangun industrialisasi nasional yang kuat dan mandiri di bawah kontrol rakyat
Poin-poin program di atas bukanlah akhir dalam dirinya sendiri, yang bersifat kaku dan statis, tetapi adalah sebuah batu pijakan untuk perjuangan yang lebih besar dalam mewujudkan peran historis kelas buruh. Ia hidup dan berkembang, yang tugasnya adalah menjadi jembatan yang akan menghubungkan tuntutan sehari-hari dengan tugas historis kaum buruh untuk menumbangkan kapitalisme dan membawa sosialisme. Ia adalah program transisional.
Dalam proses bergeraknya, partai buruh dan serikat-serikat buruh yang ada di dalamnya dapat menggunakan dan mengembangkan program transisional. Pertimbangan apa yang menjadi tuntutan transisional ini harus dilakukan dengan memperhatikan situasi sosial dan politik yang konkret secara dialektis. Apa yang sebelumnya adalah tuntutan transisional pada satu hari – ketika situasi sosial dan politik telah berubah – dapat menjadi tuntutan yang justru ada di belakang kesadaran rakyat dan menghalangi perkembangan kesadaran kelas. Di Indonesia, dimana hak-hak dasar buruh saja masih belum terpenuhi, perjuangan untuk 8-jam kerja, upah layak, pendidikan gratis, kesehatan gratis, dsbnya. dapat menjadi tuntutan revolusioner, selama setiap usaha dilakukan untuk selalu menghubungkannya dengan tugas historis kelas buruh. Tidak seperti kaum reformis yang kerap berhenti pada tuntutan reforma saja dan tidak berani maju lebih lanjut ketika dihadapkan dengan momen revolusi yang menentukan, kaum revolusioner justru menggunakan tuntutan reforma sebagai batu pijakan menuju revolusi.
LANGKAH KE DEPAN
Partai buruh ini tidak bisa dibangun secara artifisial tanpa keterlibatan buruh luas yang sadar kelas. Ia juga tidak bisa dibangun dalam waktu semalam oleh segelintir orang ataupun segelintir serikat buruh. Ia adalah partai massa dan oleh karenanya harus datang dari massa buruh lewat serikat-serikat buruhnya. Ia harus dibangun dari bawah, dimulai dengan penyadaran politik di antara buruh. Oleh karenanya, beberapa langkah awal yang dapat dilakukan untuk mencapai ke sana adalah:
1) Propagandakan seruan pembangunan partai buruh di antara kaum buruh, lewat serikat-serikat buruh dan juga organ-organ perjuangan lainnya.
2) Selenggarakan diskusi di antara buruh dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas mengenai wacana pembangunan partai buruh; bentuk lingkaran-lingkaran diskusi dan kelas-kelas ekopol untuk mendiskusikan wacana partai buruh ini secara luas: Apa itu partai buruh? Mengapa dibutuhkan partai buruh? Apa saja program yang harus diusungnya? Bagaimana membangunnya?
3) Di antara buruh yang masih berilusi terhadap Jokowi ataupun Prabowo, jelaskan dengan sabar dan “mild in manner, bold in content” (lunak dalam pendekatan, keras dalam prinsip), bahwa yang dibutuhkan adalah buruh yang berdikari dengan partai buruhnya sendiri. Kaum buruh yang telah terpecah ke dalam dua kubu borjuasi ini harus disatukan kembali, dan slogan persatuannya adalah “Bangun Partai Buruh!”

Situasi Sekarang dan Langkah Kita
menurut saya, situasi sekarang adalah momentum bangkitnya kaum buruh dalam membuat bangunan partai politik kelasnya. Dengan wacana dan rencana setelah Mayday 2015 konfederasi besar buruh mau membentuk partai buruh. Dan harus membaca segala situasi dan konsekuensi logisnya. Bagaimana konfederasi buruh kuning ini adalah barisan sakit hati paska pemilu dan belum menunjukkan kesadaran ideologisnya secara benar. Dan masih banyaknya pimpinan organisasi ataupun organisasinya yang elitis,pragmatis, dan oportunis. Ini mengingatkan saya dulu bagaimana proses pembangunan PBSDR (Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia) yang bisa menyatukan kaum buruh Rusia dalam kesadaran politiknya. Akan tetapi evaluasinya adalah pada awal pembangunan partai itu belum ada partai revolusioner yang bisa mempengaruhi secara ideologis soal praktek marxisme sejati. Sehingga Lenin setelah itu terpaksa dengan kondisi yang ada membentuk faksi Bolshevik. Dan membuktikan ketepatan dan kekonsistensinya sehingga bisa mewujudkan revolusi.
Targetan selanjutnya adalah membangun kesadaran di massa buruh luasnya terutama seperti di konfederasi kuning agar bisa sadar secara ideologis. Konsekuansi lainnya adalah kita harus siap bertarung gagasan dengan konfederasi kuning itu, termasuk pimpinan serikat buruhnya dan dengan massa yang belum tersadarkan secara ideologis,perspektif,program,dan tradisi. Dengan tujuannya adalah mengikis watak elitis,pragmtis, dan oportunis. Dan selanjutnya membangun kesadaran kelasnya sehingga tertanam praktek perjuangan kelasnya. Bahwa muaranya adalah membangun sosialisme. Mengantisipasi akan pengalaman2 yang sudah2 sehingga kita sudah pada keadaan siap dalam menghadapi hal yang terburuk. Moral dan kerja kita akan diuji disini. Dan ini bukan tugas yang mudah !
Belum ada partai kader yang bisa memajukan kesadaran kaum buruh sehingga menciptakan buruh2 yang maju secara luas. Kesimpulan apa yang kita diskusikan di Bogor kemaren mensyaratkan kita sebagai kader PPI harus menjadi pelopor dan pemimpin guna mempengaruhi kesadaran massa buruh luas yang belum tersadarkan secara politis dan ideologis, terutama massa buruh dari serikat kuning dan yang lainnya. Sehingga fungsi partai kader didalam partai massa buruh yang akan dibangun berjalan beriringan dan dinamis.
Pada analisa terakhir, krisis kemanusiaan hari ini dapat direduksi menjadi krisis kepemimpinan proletariat. Kita harus serukan dengan lantang dan konsisten: Kaum Buruh, Tegaskan Kemandirian Kelas dan Kepemimpinan Kelasmu! Bangun Partai Buruh!
Tugas mendesak yang harus dilakukan PPI terkait pembangunan partai buruhnya menurut saya :
1. Segera membuat analisa, kertas posisi, targetan, parameter, dan langkah2 detail yang harus dikerjakan kader
2. Segera membuat alat propaganda yang masif,kontinyu, dan berkesinambungan. Alat propaganda ini berbentuk koran partai.
3. Menyelenggarakan diskusi tentang partai buruh secara luas di internal dan eksternal organisasi (serikat buruh kuning, di luar SPKAJ dan FPBI, organisasi rakyat lainnya, dan massa rakyat lainnya)
4. Memupuk semangat dan mental baja serta kedisiplinan dan kepeloporan kader
sekian. Salam pembebasan !


Read more...

FPBI

FPBI